Apa Itu Puisi?

12.43 0 Comments A+ a-

sumber gambar: blog4pedia.blogspot.com

Puisi adalah karya sastra terikat. Begitu menurut buku pelajaran. Namun, berdasarkan penerapannya, puisi adalah bentuk karya sastra yang terdiri dari rangkaian kata- kata liris yang mengandung estetika makna, ekspresi yang dijelajah tanpa batas. Tentu saja hal ini terkait dengan karakter puisi lama dan puisi baru.

Puisi Lama & Puisi Baru

Bentuk- bentuk Puisi Lama antara lain syair, gurindam, pantun, karmina, dan banyak lagi. Yang dimaksud dengan terikat tak lain adalah aturan yang ada padanya, yakni aturan rima dan aturan bentuk (jumlah kata dan baris). Topografinya pun tak bervariasi walaupun tak ada aturan dalam hal itu. Namun demikian, bukan berarti Puisi Lama itu membosankan dan kaku. Justru dengan adanya aturan- aturan ini, kreativitas lebih diperlukan. Para Pujangga dan Penulis Muda dituntut untuk menyajikan puisi yang menarik dan khas dalam sebuah bentuk yang sama, bagaikan improvisasi pada resep yang sama. Menyenangkan.

Puisi Baru? Puisi yang terlahir sebagai respon yang menuntut perluasan pada Puisi Lama. Puisi baru meliputi puisi kontemporer, puisi bebas, dan soneta. disajikan sesuka hati. Sesuka hati jumlah kata dan barisnya, sesuka hati penyajian topografinya, sesuka hati pemilihan katanya, sesuka hati menciptakan resep baru. Menantang.

Titik Tuju Puisi

Suatu puisi dinyatakan berhasil bilamana pendengar atau pembaca ikut merasakan dan menikmati “Rasa” yang diracik oleh pengarangnya. Rasa, dalam hal ini, mengandung arti yang cukup luas. Bukan hanya indra pengecap, rasa pada puisi dapat melibatkan semua indra (tentu saja dengan olah imajinasi). Puisi yang hebat adalah puisi yang berhasil menciptakan sebuah pengalaman baru pada pendengar ataupun pembaca. Dan Kunci dari kreasi maupun apresiasi pada sebuah puisi adalah intuisi dan empati. 

Karena puisi berperan untuk menumbuhkan intuisi dan empati pada pengarang maupun pendengar atau pembacanya, puisi yang baik adalah puisi yang dapat menyentuh batin, tak masalah memiliki empati yang tak cukup peka.