Prosa Itu Apa?

17.00 0 Comments A+ a-


sumber gambar: ogena.net

Siapa sih yang tidak tahu, prosa adalah karya sastra bebas; Bebas dari aturan bentuk yang mengikat. Semua orang juga tahu, prosa berbentuk rangkaian alinea/ paragraf. Alinea/ paragraf itu merupakan serangkaian kalimat padu yang mengandung satu kalimat utama. Kalimat adalah serangkaian kata atau frase yang sedikitnya terdiri dari 2 jabatan kalimat (subjek dan predikat) dan mengandung satu gagasan utama.

Kalau di postingan sebelumnya menyebutkan bahwa puisi adalah rangkaian kata- kata liris, bukan berarti semua karya sastra liris adalah puisi. Pokoknya yang membedakan puisi dan prosa adalah bentuk sajiannya. Puisi berbait- bait, prosa berparagraf- paragraf. Tidak semua prosa bergaya bahasa umum, juga ada yang namanya prosa liris.

Prosa Lama & Prosa Baru

Prosa secara garis besar dibagi 2 jenis; prosa lama dan prosa baru. Prosa lama mencerminkan kehidupan masyarakat zaman dulu dan menggunakan kata- kata yang agaknya sukar dipahami karena jarang di dengar. Contohnya pada dongeng (legenda, mitos, fabel, sage), hikayat, epos, dll. Sedangkan prosa baru mencerminkan kehidupan masyarakat yang tak lagi di masa kerajaan, masa kini sehingga bahasanya umum untuk dimengerti. Contohnya pada cerpen, novel, roman, prosa liris, dll.

Titik Tuju Prosa

Prosa menawarkan sebuah (atau lebih) sudut pandang baru kepada penikmat sastra prosa. Pengarang prosa yang baik berupaya untuk melibatkan pembaca ke dalam kisahnya, baik sebagai penonton (sudut pandang III) ataupun pelaku (sudut pandang I). Oleh karena itu Prosa melatih kita secara tidak langsung untuk berpikir objektif dalam penyelesaian masalah sehari- hari, melatih empati melalui olah pikir dan pengertian pada pandangan di luar diri kita.

Ikhtisar Afiksasi

12.25 0 Comments A+ a-

sumber gambar: universitaspendidikan.com

Sebelum mengenal Afiksasi, sebaiknya kita mengenal Morfem.

Morfem adalah satuan bahasa terkecil, terbagi jadi 2 jenis; Morfem bebas dan morfem terikat.
Morfem bebas adalah morfem yang sudah memiliki arti dan dapat berdiri sendiri, meliputi kata dasar dan jawaban singkat (ya, tidak). Sedangkan Morfem terikat adalah morfem yang tidak memiliki arti dan tidak bisa berdiri sendiri, meliputi afiks (imbuhan) dan kata hubung (dan, atau, tetapi).
Contoh:   Makanan:  Makan= Morfem bebas; -an= Morfem terikat

Afiksasi

Afiksasi adalah proses pengimbuhan pada kata. Jenis afiksasi yaitu Prefiks (awalan), Infiks (sisipan), Sufiks (akhiran), Konfiks, dan Simulfiks.

Prefiks (Awalan)


Ber-, se-, me-, di-, ke-, ter-, pe-, per-.

Secara umum,
Pembentuk kata kerja:  Ber-, me-, di-, ter-.
Pembentuk kata benda: Se-, ke-, pe-, per-.

Pada penggunaan tertentu,
Pembentuk kata keterangan: me-, misal pada kata menjelang.
Pembentuk kata sifat: ter-, misal pada kata tercantik.
Pembentuk kata bilangan: ke-, misal pada kata kelima.

Infiks (Sisipan)

El, em, er, in.

Contoh:
Tunjuk + el = telunjuk
Getar + em= gemetar
Gigi + er = gerigi
Kerja + in = kinerja

Sufiks (Akhiran)

-I, -kan, -an, -nya

Pembentuk kata kerja: -I, -kan. Contoh: panasi, panaskan.
Pembentuk kata benda: -an. Contoh: makanan, pangkalan.
Pembentuk kata keterangan: -nya. Contoh: agaknya, selamanya.

Konfiks

Konfiks adalah kombinasi awalan dan akhiran yang melekat sekaligus.
Contoh: Berguguran = ber- an + gugur
                 Berlarian = ber- an + lari

Simulfiks

Simulfiks adalah kombinasi awalan dan akhiran yang melekat secara bertahap.
Contoh: berpakaian = ber + (pakai + an)
 Bertujuan = ber + (tuju + an)


Di samping itu, Afiks juga memiliki sahabat bernama Alomorf

Alomorf adalah variasi yang terjadi pada imbuhan berdasarkan huruf kata dasar yang mengikutinya.

Contohnya pada imbuhan pe- dan me- kerap kali mengalami variasi sebagai berikut:
Diikuti oleh kata dasar dengan huruf depan P, B, F, atau V => pem-/ mem-.
                                                                 T, D, J, atau C => pen-/ men-.
                                                                 G, K, H, atau huruf vocal =>peng-/ meng-.
                                                                  S => peny-, meny-.

Diikuti oleh kata dasar yang bersuku kata tunggal => penye-/ menye-.

Diikuti oleh kata dasar dengan huruf depan K, T, S, atau P:
dengan huruf vokal di huruf ke- 2 => huruf depan akan lebur. Contoh: menguliti, menaati.
dengan huruf konsonan di huruf ke- 2 => huruf depan tetap. Contoh: menyontek*, mengkreasikan.



*menyontek itu kata dasarnya sontek, bukan contek.